Diet Mediterania Membantu Membakar Lemak Perut Akibat Penuaan
Makanan pokok diet Mediterania melambangkan jalan menuju Anda yang lebih sehat melalui makan yang penuh perhatian. (Foto: mmtzphoto/Flickr/CC BY 2.0)

Jakarta, Koridor.co.id - Sebuah studi terbaru dari tim Prevencion con Dieta Mediterranea-Plus (PREDIMED-Plus) telah menemukan beberapa temuan yang menjanjikan.
Tim PREDIMED-Plus menemukan bahwa ketika orang melakukan diet Mediterania dan terus aktif, mereka dapat memerangi perubahan fisik yang datang seiring bertambahnya usia, seperti lemak ekstra dan kehilangan otot.
Penelitian ini awalnya bertujuan untuk mengetahui apakah diet Mediterania dapat mencegah masalah jantung. Namun kemudian para peneliti menyadari manfaat evaluasi fisik dari diet dalam periode waktu tiga tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diet Mediterania dan aktivitas fisik, membantu menghindari kenaikan berat badan yang berkaitan dengan usia.
Pengaturan Studi dan Ukuran Sampel
Penelitian ini melibatkan sekelompok 1.521 orang paruh baya . Orang-orang ini kelebihan berat badan atau berurusan dengan obesitas dan memiliki sindrom metabolik. Mereka membagi orang-orang ini menjadi dua kelompok untuk melihat bagaimana diet dan olahraga akan mempengaruhi mereka.
Dalam studi ini, satu kelompok menjalani diet Mediterania, memangkas asupan kalori sebesar tiga puluh persen, dan meningkatkan aktivitas fisik mereka.
Sementara itu, kelompok kedua tetap di jalur dengan diet Mediterania tetapi tidak mengatur jumlah asupan kalori ataupun aktivitas fisik mereka.
Para peneliti melaporkan, kelompok pertama mengalami perubahan signifikan dalam komposisi tubuh mereka selama tiga tahun masa studi.
Kelompok pertama mampu mengurangi massa lemak dan lemak perut sebesar lima persen atau lebih pada tahun pertama studi.
Diet Mediterania, diet paling sehat di dunia
Ahli gizi Ilana Muhlstein mengatakan diet Mediterania sejak lama telah terbukti sebagai diet paling sehat di dunia. Namun, dia menyayangkan para profesional kesehatan lebih sering menyarankan diet ini kepada orang biasa sebagai saran yang kurang jelas.
Menurut Muhlstein, diet Mediterania menawarkan berbagai rekomendasi, lebih dari sekadar mempromosikan makanan utuh. Dia merujuk pada kacang-kacangan, biji-bijian, lemak sehat, dan ikan yang menjadi bagian dari diet.
Muhlstein menyoroti bagian paling sehat dari diet Mediterania yang banyak orang abaikan adalah obsesi terhadap sayuran dan rempah-rempah segar. Lebih lanjut Muhlstein mengatakan bahwa bahan-bahan padat nutrisi serta rendah kalori ini adalah jiwa dari diet Mediterania sejati yang sayangnya terabaikan.
Kesehatan jantung yang lebih baik karena sayuran dengan diet Mediterania
Di negara-negara seperti Yunani, di mana orang cenderung memiliki kesehatan jantung yang lebih baik dari orang Amerika, sayuran memainkan peran sentral. Sayuran tidak hanya sekedar makanan, tetapi bagian penting dari setiap makanan.
"Ketika mereka menyajikan saus, seperti hummus, dan tzatziki, makanan tersebut selalu disertai irisan mentimun atau campuran salad di nampan," jelas Muhlstein.
Bagaimanapun, di Amerika Serikat, orang-orang melahap hidangan Mediterania berkalori tinggi, seperti shawarma dan falafel tanpa sayuran, yang justru meleset dari diet Mediterania.
Muhlstein menunjukkan bahwa orang-orang cenderung menjalani hidup yang lebih sehat karena mereka dengan mudah mempertahankan berat badan yang sehat dengan secara teratur mengisi banyak sayuran rendah pati.
Dia mendesak orang-orang untuk mengurangi roti Pita. Dan sebagai gantinya, mengisi setengah dari piring mereka dengan kebutuhan diet Mediterania seperti terong panggang, acar lobak, dan salad cincang.
Aktivitas fisik untuk gaya hidup aktif
Mengenai aktivitas fisik, Muhlstein menyarankan untuk berolahraga. Sekitar empat puluh lima menit sekitar enam hari seminggu, agar sesuai dengan rutinitas aktif orang-orang Mediterania.
Dalam studi tersebut, peserta melakukan kontak rutin dengan ahli diet terlatih tiga kali per bulan. Ini, menurut Muhlstein, mungkin memainkan peran besar dalam meningkatkan hubungan mereka dengan makanan secara signifikan.
Mencari kenyamanan dalam karbohidrat dan di saat-saat emosional dan hanya mempertimbangkan sayuran demi diet tentunya tidak baik. Hal tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan dan menimbulkan obesitas. (Kontributor)
*** Saduran dari Greek Reporter.
